Siapa yang sangka usia seseorang yang dihitung sejak kelahirannya bisa berbeda dengan usia jantungnya. Penuaan pada jantung ternyata bisa meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke.
Risiko kematian akibat penuaan pada jantung dapat dikurangi bila kita menghindari berbagai faktor risiko yang membuat jantung menua lebih cepat dari usia kita sebenarnya. Usia jantung kita saat ini bisa dihitung berdasarkan profil indeks masa tubuh, tekanan darah, riwayat kebiasaan merokok, serta diabetes. Misalnya kita berumur 53 tahun, namun karena kita saat ini menderita tekanan darah tinggi dan memiliki kebiasaan merokok, usia jantung kita bisa jadi 75 tahun.
Sebelum menghitung usia jantung kita, mari kita pelajari pemeriksaan apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengetahui kondisi jantung.
Pemeriksaan Kondisi Jantung
Untuk mengetahui kesehatan jantung, kita bisa ikuti beberapa pemeriksaan berikut ini.
Memeriksa tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat atau menurun, tergantung kepada kondisi jantung, emosi, aktivitas, usia, serta obat yang dikonsumsi. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah maksimal 140 pada sistolik dan 90 pada diastolik, keduanya dibaca 140/90. Diperlukan beberapa kali tes pada waktu yang berbeda untuk memastikan apakah kita menderita tekanan darah tinggi.
Periksa detak jantung
Pada pemeriksaan detak jantung, kita bisa lakukan sendiri dengan merasakan denyut nadi. Hitunglah berapa kali denyutnya dalam sepuluh detik, lalu kalikan dengan enam untuk mengetahui berapa denyut per menit. Detak yang tidak normal, seperti terlalu cepat atau terlalu lambat, mengindikasikan kondisi kesehatan kita. Segera periksakan ke dokter jika denyut jantung secara konsisten berjumlah lebih dari 100 per menit atau kurang dari 60 per menit. Terlebih jika disertai gejala-gejala lain, seperti napas pendek, pusing, dan lemas.
Periksa kolesterol
Dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui apakah kita mengalami peningkatan risiko sakit jantung. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah kita, termasuk pada pembuluh darah koroner yang mengaliri jantung.
Lalu Bagaimana Cara Menghitung Usia Jantung?
Sayangnya, di Indonesia sendiri belum ada kalkulator usia jantung, namun bukan berarti kita tidak bisa mengetahui kondisi kesehatan jantung serta menghindari risiko penyakit jantung. Kita masih bisa menggunakan kalkulator usia jantung yang sudah resmi digunakan oleh negara lain.
Di Amerika, usia jantung dapat dihitung dengan alat prediktor usia jantung. Alat ini diperuntukkan bagi mereka yang berusia 30-86 tahun. Perhitungan akan mengombinasikan antara berat masa tubuh, tekanan darah, profil indeks masa tubuh, riwayat kebiasaan merokok, serta diabetes. Kita pun bisa menghitung dengan kalkulator usia jantung yang sudah biasa mereka gunakan sebagai perkiraan pribadi.
Bagaimana Cara Menghindari Penuaan Jantung?
Ada berbagai faktor yang bisa menjadikan usia jantung lebih tua dari usia kita yang sebenarnya. Apa saja?
Suka Merokok
Hentikan kebiasaan merokok sekarang juga. Merokok dapat mengundang penyakit jantung dan stroke. Satu penelitian menemukan bahwa seorang perokok berusia 50 tahun yang berhasil membebaskan dirinya dari tembakau, dapat memiliki usia jantung yang lebih muda 14 tahun dari usia jantung ketika dia merokok.
Penyakit Diabetes
Sebaiknya kita menjaga pola makan serta mengecek kadar gula darah secara rutin. Gula darah normal berkisar antara 70-100 mg/dL. Bagi pengidap diabetes, gula darahnya bisa melebihi 126 mg/dL. Mereka yang mengidap penyakit ini berisiko mengalami penuaan jantung, belum lagi mengingat penyakit jantung lain juga turut siap menyambut.
Tekanan Darah Tinggi
Perhatikan tekanan darahmu. Sebaiknya kendalikan tekanan darah dengan mengendalikan asupan makanan dan minuman, serta melakukan latihan fisik rutin. Hipertensi dapat memicu penyakit jantung hipertensi yang mencakup gagal jantung, penebalan otot jantung, serta penyakit arteri koroner dan angina.
Kelebihan berat badan
Jalani diet yang sehat agar indeks masa tubuh senantiasa normal. Kegemukan atau obesitas dapat mengundang berbagai penyakit, terutama sakit jantung. Untuk mengetahui batasan berat badan yang ideal, hitunglah indeks masa tubuh dengan cara membagi jumlah berat badan (kg) dengan jumlah tinggi badan dikuadratkan (m)2. Normalnya, indeks masa tubuh populasi Asia berada di kisaran 18,5-22,9.
Kita bisa menjadikan usia jantung lebih muda melalui pola makan yang lebih sehat dan seimbang. Tapi tentu saja perlu disertai dengan rutin berolahraga untuk melancarkan peredaran darah. Beras merah, biji-bijian utuh, jagung, sayuran seperti bayam dan brokoli, serta buah-buahan seperti jeruk, apel , anggur, dan buah beri adalah contoh makanan sehat yang perlu diutamakan.
Terlepas dari itu, kita juga perlu rajin berolahraga. Olahraga dapat membantu penderita diabetes untuk mengontrol gula darahnya, selain dapat mengurangi stres dan menjaga kesehatan jantung.
Cara Mengobati Penyakit Diabetes:
Cepat dan Tanpa Efek Samping
- Undiabets dan Pipeca dari deNature Indonesia diformulasikan
khusus berdasarkan hasil penelitian ilmiah oleh Herbalis yang expert di
bidang herbal. Kualitas bagus, cepat dan AMAN, hasil terapinya sangat
optimal dan
- dapat mengobati diabetes
- dapat mengurangi kolesterol
- Menormalkan kadar gula darah
- Kolesterol
- Melancarkan peredaran darah
- sangat aman 100% herbal alami tanpa bahan kimia
1 Botol Undiabets: Rp 150.000
1 Botol Pipeca: Rp 150.000
(Belum termasuk Biaya Kirim)
Apakah Dijamin 100% sembuh ?
Jawab: Dokter saja tidak bisa menjamin/menggaransi kesembuhan. Karena penyakit itu datangnya dari yang di Atas, dan kesembuhannyapun dari yang di Atas. Selain minum obat, anda juga harus berdoa dan bertaubat jangan melakukan dosa lagi. Yang bisa menjamin kesembuhan hanya Alloh, jika saya berkata dijamin 100% pasti sembuh, berarti saya sudah menjadi orang yang sombong dan melampaui kekuasaan-Nya. Tapi sebagai pertimbangan, pasien kita jumlahnya sudah banyak.
Jangan Tunda Pengobatan Penyakit Anda Sebelum Semakin Parah
Sebelum Sulit di Obati, Sebelum Terlambat,
Segera Dapatkan Pengobatan Yang Tepat!
obat diabetes melitus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar